Senin, 05 Oktober 2015

Sepulang dari Pertemuan



Masih dalam suasana Mei yang biru
Ada dua pasang muda mudi mencoba lupa akan semua yang pernah terjadi pada masanya
Namun tidak begitu dengan hati mereka
Begitu keras usaha melupakan antara keduanya
Sejarah selalu saja punya catatan pribadi yang sewaktu-waktu bisa diketahui oleh siapa saja
Perlahan tangan keduanya berjabat untuk pertama kali dalam waktu yang cukup lama
Pemudi mendahului, kemudian menjulurkan tangannya
Pemuda menggapainya sembari tersenyum simpul dan berkata: Hati-hati di jalan.
Bibirnya terlihat kelu, tangannya dingin dan pucat
Semacam manusia tak kebagian jatah toilet ketika hajatnya sudah di ujung tanduk
Semuanya mencoba biasa seperti tak pernah terjadi apa-apa
Kalau lah merpati masih segan mengirimkan surat,
Mungkin gengsi yang menjulang tinggi akan terlintasi oleh merpati
Hati siapa yang tahu
Saban pagi atau petang rindu tak kenal waktu
Pemuda atau pemudi bisa saja meradang tersudut sendirian tanpa titik temu
Candu tak semanis madu
Candu mungkin semacam jamu
Kalau saja pemuda tahu, si Pemudi pun merasakan hal yang sama
Hal macam apa yang dirasakan namun malu diungkapkan
Rindu banyak obatnya!
Memandang foto berwarna si pemuda
Bagaimana bisa memiliki fotonya, sedang dulu selepas berpisah semua lembaran yang pernah mereka miliki sudah hangus terbakar
Lalu rindu berubah jadi abu
Tersiram air hujan menjelma semu dan merata dengan tanah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar