Selasa, 01 April 2014

SENJA DATANGLAH LEBIH AWAL



Awal bulan April kali ini aku mulai membacakan sajak Sang penyair ternama Chairil Anwar, aku baru faham mengapa Hafsah istri Charil memutuskan untuk bercerai dengan-Nya. Padahal sang jagoan kecil mereka yang bernama EVAWANI telah lahir ke bumi pertiwi ini. Pantaslah Hafsah merasa cemburu akan-Nya, Chairil yang banyak digandrungi banyak wanita kala itu membuat hati istri-Nya memanas ditambah pekerjaannya yang tidak jelas kesana kemari, menjadi penyair, mulai menua dan sakit-sakitan. Salah satu syair Chairil yang sudah tak asing lagi:

Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku merdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku mengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita mati datang tidak membelah

Sejatinya manusia menanti, merindu, mencari. Dan kita ini tengah berpijak di “jalan pulang” ... entah ini jalur yang benar atau salah. Di kepala tergambar jelas apa kita, dimana kita, apa tujuan kita. Tapi semuanya hanya melayang-layang seperti puzzle dengan bentuk-bentuk abstrak. Katanya malam itu. Kemudian ia sesekali bertanya tentang impian menjelajah dunia, ia ingin berkunjung ke Mesir, negri para nabi, negri seribu menara. Ke pantai Alexandria. Ke Kanada, melihat pohon maple yang menua, daunnya jingga berguguran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar