Sabtu, 01 Maret 2014
Kamis, 26 Desember 2013
Musim Kepanasan
Oleh: indah fikriyyati
Siang dengan terik matahari yang menyengat ke pori-pori
Berantai tak mau henti membuntuti
Kota ini begitu gersang bagai hati yang tak pernah dijamahi
sang penabur janji
Air yang enggan untuk mapir, kini melipir berdesir menuju
haluan baru yang lebih syahdu
Hanya saja semua orang tak tahu bahwa terik mentari yang
seolah marah ini berkta ingin tidur
Mendengkur, diselimuti salju lebat.
Mampirlah kerumahku, maka akan aku buatkan secangkir susu
pengusir sendumu
Sengatan matahari ini belum seberapa kawan, masih ada yang
lebih panas tepatnya di dalam hati.
Hatimu hatiku hati manusia yang menyimpan berjuta ambisi
Dari merah hingga ungu
Dari cerah hingga kelabu
Semua membaur bergejolak dalam hati setiap yang memiliki ambisi
Tidak ada risau yang tak beralasan
Maka inilah alasan Tuhan memberikan cobaan
Nikmati setiap panas yang membaluti sudut hati, maka Tuhan
akan tepati janji
Panas ini hanya ilusi.....
Yogyakarta, 20
oktober 2013
beri judul sendiri
Untuk segala keluh kesah maka akan ku tuangkan.......
Perempuan mana yang sanggup menahan semuanya sendiri tanpa ada satu orang lain mengetahui apa yang sedang ia rasakan, perempuan hebatlah yang dapat bertahan seperti itu. Namun tak banyak yang dapat mempertahankannya.
Tak lama air matalah yang akan mencairkan suasana hati, bertutur membagi beban hati adalah salah satu cara mengurangi stres yang melanda. Namaun bagaimana jika tak ada satu orang pun yang tak bersedia untuk mendengarkannya? Mereka seakan menghilang dengan segudang kesibukan yang mereka punya masing-masing.
Menulis mungkin lebih baik, terlebih ketika kata tak mampu terucap dan tak ada telinga yang tak bersedia mendengar.
Semuanya seakan datang bertubi-tubi seperti derasnya air hujan musiman, bagaimana jika semuanya tidak dapat tersalurkan? Nah itu dia yang menjadi masalah. Perempuan lebih sensitif dengan urusan hati. Perempuan peka namun kepekaan itu mereka simpan sendiri sehingga tak banyak yang tahu bahwa perempuan mempunyai kepekaan yang ekstra dibandingkan lelaki.
Sabtu, 26 Oktober 2013
DOLANAN
Indonesia
dimasa kini semakin berbeda dengan
indonesia dimasa lampau, pekikan-pekikan kesakitan semakin terdengar jelas.
Meronta-ronta diperbudak penjajah, tersayat pedang, tertembak peluru panas.
Berjuta rakyat yang tewas, 350 tahun yang tidak sia-sia. Semua kobaran semangat
yang berujung bahagia. Akankah selamanya indonesia bahagia?
“ Dari sabang sampai merauke
berjajar pulau-pulau, sambung menyambung menjadi satu itulah indonesia.....” indonesia negara kaya, kaya akan budaya, kaya
akan hasil bumi, kaya akan rempah-rempah. Kemana perginya semua itu sekarang?
Kekayaan
yang diwarisi oleh nenek moyang kita, sekarang banyak terkontaminasi oleh
budaya asing yang masuk ke indonesia. Bukan saja terkontaminasi, namun ada
beberapa yang sudah tercuri. Indonesia dimasa kini sedang dijajah oleh
permainan digital yang masuk dari bangsa lain, membuat permainan tradisional
indonesia sendiri mulai tergeser perlahan. Sedikit maupun banyak budaya asing
yang masuk ke indonesia menuai dampak positif dan negatifnya bagi perkembangan kebudayaan
indonesia. Kemanakah gobak sodor, gasing, congklak, galasin dan yang lainnya
sekarang? Yang nampak sekarang adalah game console, virtual, PlayStation dan
sejenisnya.
Jadikan
indonesia kaya kembali, jadikan indonesia subur kembali, jadikan indonesia kaya
budaya dan seni kembali. Indonesiaku indonesiamu indonesia kita.
Langganan:
Postingan (Atom)